Materi Kelompok 3

Structuring The Project

Pada tahap inisiasi proyek kita melakukan analisis biaya dan keuntungan, sebelum kita melanjutkan ke tahap yang lebih rinci seperti mengestimasi berapa lama suatu proyek akan berlangsung dan berapa banyak biaya yang diperlukan, kita perlu memiliki gambaran tentang pekerjaan yang akan dilakukan didalam proyek dan siapa yang bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan membuat struktur organisasi proyek.

Organisasi Proyek

Dalam pelaksanaan sebuah proyek dibutuhkan sebuah wadah atau sarana sehingga dalam pengelolaan proyek kegiatan yang dilakukan memiliki program, visi, misi, dan tujuan yang jelas sehingga pelaksanaan kegiatan proyek memiliki batasan dan standar yang telah disepakati dan dilaksanakan dengan maksimal oleh personel penanggung jawab masing-masing kegiatan.

Pengertian Organisasi Menurut Ahli

Menurut James D Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Fungsi Organisasi

Merupakan sarana dimana para peserta atau anggota bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang tidak mungkin diperoleh bila kita bekerja sendiri-sendiri.
Memberikan pengetahuan secara continue baik mengenai:
Pengaturan bagaimana bekerja sama
Adanya pembagian pekerjaan untuk menghindari tumpang tindih
Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab
Merupakan sarana karir bagi kita
Organisasi Proyek

Suatu sarana dalam pencapaian tujuan dengan mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek.

Agar Tujuan Organisasi Dapat Dicapai Dilakukan Proses Sebagai Berikut:

Identifikasi dan Pembagian Kegiatan
Pengelompokkan Penanggung Jawab Kegiatan
Penentuan Wewenang dan Tanggung Jawab
Menyusun Mekanisme Pengendalian
Struktur Organisasi Proyek

Adalah suatu diagram yang menunjukkan fungsi-fungsi departemen atau posisi dalam suatu organisasi dan bagaimana mereka saling berhubungan

Dalam struktur organisasi tergambar adanya:

Pembagian pekerjaan
Pimpinan dan bawahan
Tipe-tipe pekerjaan yang harus dilaksanakan
Tingkatan-tingkatan dalam manajer
Menurut A.F. Stoner (1982), Struktur Organisasi Tergantung pada Variabel-variabel kunci, yaitu :

Strategi menentukan macam dan besar kecilnya suatu organisasi.
Teknologi mempengaruhi penentuan struktur organisasi karena struktur tertentu lebih sesuai untuk teknologi tertentu daripada struktur yang lain.
Lingkungan tempat beroperasi. Faktor ini sangat berpengaruh terhadap penentuan struktur organisasi.
Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi proyek dibuat dengan situasi kultur dan keunikan berbeda berdasar kebutuhan sistem manajemen proyek. Oleh karena itu, organisasi proyek mempunyai susunan dan hierarki yang berlainan pula.

Pemilihan organisasi proyek didasarkan atas tingkat kebutuhan dan kompleksitas proyek; semakin kompleks proyek, semakin kompleks pula susunan organisasinya.

Organisasi Proyek Fungsional

Struktur organisasi jenis ini dikelompokkan menurut fungsinya, memiliki struktur dengan konsep otoritas dan hierarki vertikal. Tanggung jawab organisasi proyek biasanya dirangkap dengan tugas sehari-hari pada organisasi fungsional perusahaan, karena itulah untuk proyek yang besar dapat mengganggu kegiatan keseluruhan, bila organisasi fungsional di gunakan.

Kelebihan Organisasi Proyek Fungsional:

Para spesialis tidak tergantung pada proyek tertentu, terdapat kemungkinan untuk menambah pengalaman dan keahlian
Setiap bidang keahlian menimbulkan fleksibilitas dalam pemanfaatan sumberdaya
Masing-masing kelompok mempunyai jaminan pekerjaan tetap dan adanya jalur kenaikan pangkat yang cukup jelas
Kekurangan Organisasi Proyek Fungsional:

Tidak adanya penanggung jawaban yang khusus mengenai penyelenggaraan proyek secara terpadu
Kurangnya penekanan pentingnya proyek karena manajer fungsional mengerjakan yang terbaik untuk bidangnya
Koordinasi horizontal antar bidang akan memerlukan waktu lama lebih-lebih kepada pihak diluar perusahaan
Lambat dalam menanggapi masalah diluar rencana karena informasi perlu disaring melewati beberapa lapisan jenjang fungsional
Organisasi Proyek Murni

Struktur organisasi proyek jenis ini merupakan bagian tersendiri dari organisasi fungsional perusahaan, dimana manajer mempunyai otoritas penuh terhadap proyek. Dengan status ini, tim proyek memiliki komitmen dan wewenang mandiri, namun tetap dalam koordinasi perusahaan.

Struktur Organisasi Proyek Murni

Kendali didalam proyek membutuhkan organisasi sendiri dalam rangka mengelola tujuan, sasaran, dengan data, informasi serta sumber daya yang ada dan terbatas. Hal ini ditunjukkan dengan struktur organisasi personel proyek di slide berikutnya.

Struktur Organisasi Personel Proyek

Struktur organisasi personel proyek di slide sebelumnya menunjukkan hierarki tanggung jawab dan wewenang tugas dari masing-masing personel yang diarahkan dan dikendalikan oleh pucuk pimpinan yaitu manajer proyek. Otoritas proyek sepenuhnya ada pada manajer proyek, menjadi jembatan antara organisasi proyek dengan perusahaan serta pemilik proyek atau organisasi yang mewakilinya untuk melakukan koordinasi dan komunikasi dengan maksud agar tujuan dan sasaran proyek tercapai dengan efektif dan efisien.

Ciri-Ciri Organisasi Proyek Murni:

Pimpinan proyek mempunyai wewenang penuh dalam pengelolaan proyek
Hanya memerlukan sedikit dukungan dari unit fungsional
Tenaga pelaksana dipindahkan kedalam organisasi proyek
Kelebihan Organisasi Proyek Murni:

Adanya komando tunggal yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan sasaran yang spesifik
Adanya status mandiri akan menimbulkan identitas tim
Memungkinkan ditanggapi perubahan dan diambilnya keputusan yang cepat
Dengan dipindahkan para spesialis dari organisasi fungsional kedalam organisasi proyek maka jalur komunikasi dan arah kerja lebih pendek
Kekurangan Organisasi Proyek Murni:

Biaya keseluruhan yang dikeluarkan cenderung mahal
Kurangnya efisiensi karena membagi dan memecah penggunaan sumber daya terutama bila proyek banyak dan tenaga spesialis terbatas serta pada waktu yang bersamaan
Organisasi Proyek Matriks

Struktur organisasi proyek ini biasanya gabungan dari organisasi proyek murni dan fungsional, memanfaatkan ahli dari berbagai disiplin ilmu yang terlibat dalam organisasi fungsional sebagai bagian dari proyek, tetapi tidak mengganggu proses pelaksanaan proyek serta organisasi fungsional perusahaan.

Kelebihan Organisasi Proyek Matriks:

Dapat diarahkan pada tujuan bersama yaitu terselesaikannya proyek
Jika proyek bersifat rahasia maka sebaran informasi dalam kelompok kerja dapat dikendalikan keamanannya
Kekurangan Organisasi Proyek Matriks:

Bila proyek itu besar hilangnya fleksibilitas jika pelaksana proyek ada yang sakit
Bila tidak terletak dalam satu atap maka manajer proyek akan memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah kepegawaian dan teknik.
MANAJER PROYEK

Menurut Ritz (1994) Seorang manajer proyek berasal dari suatu institusi atau seorang pengusaha yang sinonim dengan pengurus, eksekutif, supervisor dan boss.

Menurut Project Management Body of Knowledge Guide (PMI 2001) Mengatakan bahwa manajer proyek seseorang yang bertanggung jawab dalam mengurus sebuah proyek.

Manajer Proyek Sebagai Kepala Tim Proyek

Mengelola berbagai macam kegiatan
Mengelola tenaga kerja dan tenaga ahli dalam jumlah besar terutama dalam aspek perencanaan
Mengelola pelaksanaan dan pengendalian untuk sasaran yang telah ditentukan, seperti jadwal, biaya dan mutu
Pada tahap pembangunan ia harus mampu mengintegrasikan dan mengsinkronisasikan kegiatan menjadi suatu kegiatan yang terpadu dalam rangka mencapai sasaran.
Kriteria Manajer Proyek

Mempunyai orientasi yang kuat pada pencapaian tujuan, seperti :

Inisiatif. Kaya akan inisiatif.
Responsibility. Bertanggung jawab.
Fleksibilitas. Luwes dalam pendekatan tanpa mengorbankan sasaran pokoknya.
Kritis. Merespon sebuah pemikiran atau teorema yang diterima dengan mengevaluasi secara sistematis.
Menyukai tantangan dan memiliki sikap yang selalu bersedia dan siap menghadapi tantangan juga harus dapat meyakinkan kepada bawahan bahwa persoalan-persoalan tersebut adalah wajar dan merupakan tantangan yang harus dihadapi.
Mengantisipasi persoalan dengan tidak jemu-jemunya mengkaji dan menganalisis masalah tersebut dan mempersiapkan alternatif-alternatif pemecahannya.
Menguasai aspek hubungan antara manusia karena adanya hubungan vertical dan horizontal.
Generalisasi dan spesifikasi, yaitu menguasai keseluruhan kegiatan agar tercipta sinkronisasi kegiatan di bidang-bidang fungsional menjadi suatu kegiatan yang terpadu
Kekuasaan berasal dari keahlian (expert power) dan referent power.

Expert power : kemampuan untuk mengajak anggotanya untuk melakukan sesuatu demi terselenggaranya proyek, karena ia dianggap memiliki pengetahuan.
Referent power : kemampuan untuk membuat peserta proyek tanggap terhadap keinginan-keinginannya

Daftar Pustaka

Source : Buku I bahan ajar manajemen proyek. Disusun oleh : Drs. Ashari. ST., SST., M.Eng.
Husen, Abrar. 2011. Manajemen Proyek. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Source : Karaini, Armaini Akhirson. Pengantar Manajemen Proyek Seri Diktat Kuliah. Depok : Universitas Gunadarma.

Materi PPT Manajemen Project Kelompok 1

1. Apa itu Proyek?
Proyek adalah usaha sementara yang dilakukan untuk menghasilkan produk, layanan, atau hasil yang unik.
2. Manajemen proyek
penerapan pengetahuan, keahlian, alat bantu dan tehnik pada aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan proyek.
3. Fungsi atau Kegunaan manajemen Proyek?
• Untuk mencapai target.
• Ingin melakukan perubahan, dan atau pengembangan
• Memerlukan kecepatan (not business as usual)
• Ketika dibutuhkan Lintas sektoral, karena tdk dapt dilakukan melalui birokrasi organisasi yg ada.
• Untuk mendukung pelaksanaan rencana strategik
• Untuk mencari terobosan baru.
4. Apa saja Atribut pada management project?
A. Proyek:
• memiliki tujuan unik,
• bersifat sementara,
• dikembangkan menggunakan elaborasi progresif,
• memerlukan sumberdaya, seringkali dari berbagai area,
• harus memiliki pelanggan atau sponsor utama.
• Spronsor proyek biasanya menyediakan arahan dan dana untuk proyek.
• bersifat tak tentu.
5. Apa saja tiga batasan pada management project?
Setiap proyek memiliki batasa yang berbeda-beda dalam:
• Sasaran lingkup: Pekerjaan apa yang akan dilakukan?
• Sasaran waktu: Berapa lama harus diselesaikan?
• Sasaran biaya: Berapa biayanya?
Tugas manajer proyek adalah untuk menyeimbangkan ketiga sasaran yang seringkali saling bersaing ini
Manajemen proyek yang berhasil berarti memenuhi ketiga sasaran (lingkup, waktu, dan biaya) dan memuaskan
sponsor proyek
6. Siklus Hidup project?
Secara garis besar siklus hidup proyek dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu:
1. Tahap Konsepsi
2. Tahap Perencanaan
3. Tahap Eksekusi
4. Tahap Operasi

>Tahap Konspensi
• Inisiasi Proyek
Merupakan tahap munculnya ide tentang proyek yang dimulai dari penemuan masalah
• Kelayakan Proyek
Merupakan proses investigasi terhadap masalah dan mengembangkan solusi secara lebih detail untuk dilihat
sejauh mana solusi memberikan manfaat yang lebih besar dari pengorbanan/ biaya.
• Proposal Proyek
Pada tahap konsepsi memunculkan Requesst For Proposal (RFP). RFP memuat tujuan proyek, lingkup proyek,
spesifikasi performance, batasan ongkos dan jadwal, kebutuhan data, jenis kontrak RFP dibuat berdasarkan
permintaan user.
• Pemilihan Proposal Proyek
> Evaluasi Administratif
Evaluasi ini untuk menentukan apakah proposal proyek telah memenuhi ketentuan-ketentuan administratif yang
disyaratkan misalnya aspek hukum, bidang pekerjaan, dan aspek finansial
> Evaluasi Isi Proposal Proyek
> Pada tahap ini proposal proyek dievaluasi dalam hal misalnya personel, metodologi/teknis,
performansi,/kualitas, harga dan jadwal. Kriteria yang digunakan bergantung pada jenis proyek.
> Negosiasi Kontrak
Negosiasi anatara pemilik proyek (user) dengan calon kontraktor yang terpilih dimaksudkan untuk menyamakan
posisi kedua belah pihak dalam masalah-masalah utama, khususnya masalagh teknis dan persetujuan dalam hal
waktu, jadwal dan performansi.
7. Kriteria sukses proyek itu?
1. Menentukan definisi tujuan (goal definition) yang jelas
2. Hasil dari proyek tersebut dapat diterima oleh pelanggan
3. Komitmen yang kuat pada suatu proyek
4. Cakupan (Scope) proyek yang digarap sewajarnya
5. Biaya yang dikeluarkan ketika proyek terselesaikan tidak jauh dari rencana awal
6. Kualitas yang baik
7. Ketrampilan sumber daya manusia
8. Komunikasi yang baik
9. Resiko yang ditimbulkandari sebuah proyek kecil
10. Yang terakhir hasil dari sebuah proyek diharapkan tidak menimbulkan suatu permasalahan baru

Review Materi Kelompok 2

MATERI
1.Project Screening Selection
2.Komponen Proses Evaluasi
3.Checklist and Scoring Models
4.Pohon Keputusan

1. Project Selection/ Project Screening Selection
Project Selection adalah suatu proses untuk memilih proyek, yang mana prioritas setiap gagasan proyek akan
dinilai dari berbagai perspektif. Pada tahapan ini proyek hanya sebatas saran dan ide untuk perbaikan masalah
atau meningkatkan kinerja.
? Proses ini juga akan menyaring proyek yang bermutu dan menggunakan effort yang masih terjangkau oleh organisasi.

Tujuan
Project Selection berguna untuk mengetahui resiko-resiko yang ada dalam proyek, seperti:
a. Technical Risk
b. Financial Risk
c. Safety Risk
d. Quality Risk
e. Legal Exposure
Ataupun untuk mengetahui keuntungan yang didapat, seperti:
a. Diharapkan adanya ROI
b. Payback Period
c. Potential Market Share
d. Long-term market dominance

2. Komponen Proses Evaluasi
Komponen proses evaluasi
Evaluasi Proyek atau studi kelayakan bisnis merupakan pengkajian suatu usulan proyek (atau bisnis) untuk
menentukan apakah dapat dilaksanakan (go project) atau tidak (no go project) dengan berdasarkan berbagai aspek
kajian.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dengan berhasil, sehingga dapat
menghindari kesalahan investasi modal untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
• Tahap Penemuan Ide: Penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk dari
proyek.
• Tahapan Penelitian: Meneliti beberapa alternatif proyek dengan berbagai
metode ilmiah.
• Tahap Evaluasi Kelayakan: Membandingkan manfaat (benefit) dengan seluruh biaya yang akan
timbul.
• Tahap Pengurutan Usulan yang Layak: Apabila terdapat lebih dari satu usulan rencana proyek yang
dianggap layak maka manajemen dapat menentukan prioritas
usulan yang layak berdasarkan kriteria-kriteria pengurutan
(ranking) yang telah ditentukan.
• Tahap Rencana Pelaksanaan : Setelah ditentukan rencana proyek mana yang akan dijalankan,
perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan
(konstruksi) proyek.
• Tahapan Pelaksanaan : Tahap merealisasikan konstruksi proyek tersebut. Jika proyek
selesai dikonstruksi, maka proyek dioperasionalisasikan.

3. Checklist And Scoring Models
Checklist and scorring
Checklist Model adalah model pemilihan proyek berdasarkan daftar kriteria yang berhubugan dengan pilihan proyek.
Beberapa hal (daftar kriteria) yang diperhatikan untuk pengembangan produk baru :
– Biaya pembagunan
– Potensi Return on Investment (ROI)
– Resiko-resiko dari usaha baru
– Stabilitas proses pembangunan
– Pemerintah atau pemangku kepentingan dari
proyek yang akan dikerjakan
– potensi durabilitas proyek dan masa depan pasar

?Scoring Model adalah model pemilihan proyek yang memberikan peringkat pada setiap kriteria pembangunan proyek sesuai dengan kepentingannya.

4. Decision Tree ? Pohon Keputusan
Pohon Keputusan adalah model prediksi menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki.
Pohon keputusan adalah salah satu metode klasifikasi yang paling populer karena mudah untuk diinterpretasi.
?Tujuan Decision Tree
1. Memahami kasus dan seluruh aspek yang terkait
2. Menggambarkan kerangka berfikir yang sistematis
3. Menggambarkan struktur pengambilan keputusan yang dilakukan decision maker sepanjang tahapan/urutan waktu termasuk seluruh kemungkinan keputusan dan outcome
Asumsi Dasar Decision Tree
1. Decision maker hanya mengambil satu keputusan
2. Setiap keputusan hanya mempunyai outcomes tertentu
3. Semua proses menunjukkan tahapan waktu (time sequence)

>contoh kasus decision tree
Asumsikan anda mempunyai sejumlah dana untuk diinvestasikan pada dua alternatif proyek, yaitu proyek A dan B.
Peluang proyek A akan memberikan keuntungan adalah 20% dengan nilai keuntungan 50 juta.
Peluang proyek B akan memberikan keuntungan adalah 45% dengan nilai keuntungan 10 juta.

Buatlah pohon keputusan untuk membantu anda dalam mengambil keputusan
Expected Monetary Value :

Dasar Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai ekonomi yang diharapkan (tertinggi)
Formula EMV :
EMV = ? (Probability x nilai payoff yang diharapkan)
EMV kasus 1
EMVA = ? (probability x nilai payoff yg diharapkan) = (0.20x 50.000.000 ) + (0.80×0) = 10.000.000
EMVB = ? (probability x nilai payoff yg diharapkan) = (0.45x 10.000.000 ) + (0.55×0) = 4.500.000

Kesimpulan : Pilih proyek A

Halo UTama !

Selamat datang di Blog Situs NUNUN NUR HAFSAH. Ini adalah posting pertama Anda. Edit atau hapus, lalu mulai ngeblog!